Perebutan Lima Tempat di Liga Champions Musim Depan

Perebutan Lima Tempat di Liga Champions Musim Depan

Musim depan, dua liga akan mendapat tempat tambahan di Liga LGOLUX Champions UEFA (UCL) berdasarkan kinerja kolektif tim-tim mereka di kompetisi Eropa musim ini. Sistem koefisien ini menilai hasil tim-tim dari setiap negara yang berkompetisi, dengan dua liga dengan skor koefisien rata-rata terbaik memperoleh tempat tambahan. Jika Liga Premier dan Serie A menempati dua posisi teratas, liga-liga tersebut akan mendapatkan tempat kelima di UCL musim depan. Ini membuka peluang bagi tim yang finis di posisi kelima liga domestik untuk bermain di kompetisi elite Eropa tersebut.

Bagaimana Sistem Koefisien Bekerja?

Setiap kemenangan di Eropa memberi dua poin koefisien, sementara hasil seri memberikan satu poin. Poin ini dihitung dan dibagi dengan jumlah tim dari suatu negara yang berkompetisi di Eropa pada musim tersebut. Koefisien total ini kemudian dibagi dengan jumlah klub dari negara tersebut di kompetisi Eropa. Selain itu, ada poin bonus yang diberikan berdasarkan performa tim di babak sistem gugur UCL, UEL, dan UCoL. Semakin jauh tim melaju, semakin banyak poin yang diperoleh, yang akhirnya berdampak pada posisi koefisien liga secara keseluruhan. Perebutan Lima Tempat di

Liga-Liga yang Bersama-sama Bersaing

Saat ini, Liga Premier memimpin dengan 17.017 poin koefisien, diikuti oleh Serie A yang memperoleh 15.312 poin. Dengan lima tim yang berkompetisi di UCL musim ini, Liga Premier memiliki peluang besar untuk mempertahankan posisi teratas dan memastikan tempat ekstra bagi tim yang finis di posisi kelima. Di sisi lain, Italia, meskipun memiliki banyak klub kuat seperti Juventus, AC Milan, dan Inter Milan, harus berjuang keras mengingat beberapa tim mereka belum tampil maksimal di Eropa musim ini.

Sementara itu, Spanyol dan Jerman juga berusaha mengejar, namun mereka menghadapi tantangan besar musim ini. La Liga harus bersaing keras setelah Barcelona dan Atletico Madrid terhenti lebih awal, sedangkan Bundesliga mengalami kesulitan dengan Bayern Munich dan tim lainnya yang belum tampil konsisten. Liga-liga seperti Belgia dan Portugal juga memberikan kejutan, dengan tim-tim seperti Benfica dan Sporting CP memberikan performa impresif yang memperkuat peluang liga mereka.

Poin Bonus yang Lebih Berharga

Dalam sistem baru, poin bonus yang diberikan kepada tim yang mencapai babak gugur menjadi sangat penting. Di UCL, poin bonus lebih besar, dengan 18 poin bonus maksimal yang dapat diperoleh jika klub finis di babak 16 besar atau lebih tinggi. Ini memberi keuntungan besar bagi klub-klub dari liga dengan banyak tim yang berkompetisi di Eropa, karena setiap kemenangan dan keberhasilan tim di babak gugur meningkatkan koefisien rata-rata liga tersebut.

Dampak Pada Tempat UCL

Jika Liga Premier dan Serie A mempertahankan performa mereka, keduanya berpeluang mendapatkan tempat tambahan di UCL, memberi peluang lebih banyak bagi tim yang finis di posisi kelima untuk berlaga di kompetisi bergengsi ini. Hal ini akan menguntungkan bagi liga-liga dengan klub-klub dominan, tetapi juga membuka peluang bagi tim-tim yang tampil luar biasa di Eropa meski tidak finis di posisi empat besar domestik.

Sejarah Koefisien Eropa

Selama beberapa musim terakhir, Liga Premier dan La Liga mendominasi posisi teratas koefisien Eropa, dengan Italia dan Jerman sesekali masuk ke dalam dua besar berkat performa kuat di UCL. Namun, sejarah menunjukkan bahwa kejutan bisa saja terjadi, seperti yang terlihat pada musim 2021-22 ketika Belanda berhasil menembus dua besar berkat performa impresif Ajax yang melaju jauh di UCL. Ini menunjukkan bahwa Liga Champions seperti Belanda dan Portugal, meski tidak memiliki banyak tim besar, tetap bisa memberikan kejutan dalam perhitungan koefisien.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *