Gak Percaya-an Banget si Amorim ke Hojlund

Gak Percaya Langkah Ruben Amorim memainkan Kobbie Mainoo sebagai penyerang bukan sekadar eksperimen taktis. Ini adalah pesan. Sebuah isyarat bahwa sang pelatih belum sepenuhnya percaya pada dua ujung tombaknya, Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee IDNSCORE.
Pada laga Manchester United kontra Crystal Palace akhir pekan lalu, Amorim mengambil keputusan tak biasa: Mainoo dimainkan sebagai false nine. Sebuah upaya untuk menambal lini serang yang belakangan tumpul. Namun, strategi itu berakhir buntu. MU tak hanya gagal mencetak gol, tapi juga harus menelan kekalahan 0-2. Mainoo bertahan hingga menit ke-70 sebelum akhirnya digantikan oleh Hojlund. Di saat yang sama, Amorim juga memasukkan Zirkzee dalam harapan menghidupkan serangan.
Hojlund & Zirkzee Belum Memenuhi Ekspektasi
Keputusan ini mengundang pertanyaan: Mengapa Amorim sampai merasa perlu melakukan perubahan ekstrem? Jawabannya ada pada statistik. Hojlund dan Zirkzee sejauh ini baru mencetak lima gol di Premier League. Angka yang terbilang minim untuk penyerang utama klub sebesar Manchester United.
MU pun kesulitan memecahkan kebuntuan. Hingga pekan ke-24, Setan Merah baru membukukan 28 gol—lebih buruk dari sebagian besar pesaing mereka di papan atas. Hanya Southampton, Ipswich Town, Everton, dan Leicester City yang mencetak gol lebih sedikit.
Masalah ini tak bisa dibiarkan berlarut. Amorim butuh solusi, dan eksperimen dengan Mainoo adalah upaya terakhir yang, sayangnya, tak berbuah manis.
Gak Percaya Kode Keras dari Amorim
Mantan bek MU, Paul Parker, tak ragu menyebut langkah Amorim sebagai peringatan bagi Hojlund dan Zirkzee.
“Jika Anda seorang penyerang dan melihat gelandang dimainkan di posisi Anda, itu artinya pelatih tidak percaya kepada Anda,” ujar Parker.
Sinyal ini juga bisa diartikan lebih luas: Manchester United kemungkinan akan mencari striker baru di bursa transfer mendatang. Dengan kompetisi yang semakin ketat, MU tak bisa bergantung pada penyerang yang belum terbukti ketajamannya.
Gak Percaya Saatnya MU Cari Striker Baru?
Dengan performa Hojlund dan Zirkzee yang belum meyakinkan, muncul pertanyaan besar: Haruskah MU segera bergerak di bursa transfer?
Ada beberapa alasan kuat mengapa MU butuh striker baru:
- Krisis Gol: 28 gol dalam 24 pertandingan bukan catatan yang bisa diterima tim sebesar MU.
- Minimnya Alternatif: Hojlund dan Zirkzee belum memenuhi harapan, sementara opsi lain di lini depan juga tak cukup tajam.
- Tekanan di Premier League: Persaingan semakin ketat, MU butuh sosok predator di kotak penalti.
Sejumlah nama mulai dikaitkan dengan MU, dari Victor Osimhen, Dusan Vlahovic, hingga Ivan Toney. Jika Hojlund dan Zirkzee tak segera menunjukkan peningkatan, bukan mustahil MU akan menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan bomber baru.
Eksperimen Amorim dengan Mainoo di lini depan menunjukkan satu hal: Kepercayaan pada Hojlund dan Zirkzee masih rapuh. Dengan produktivitas gol yang rendah, MU menghadapi tantangan besar untuk bersaing di papan atas Premier League.
Jika masalah ini tak segera diatasi, bursa transfer musim panas bisa menjadi panggung bagi MU untuk mencari solusi nyata. Amorim butuh penyerang yang tak hanya hadir di lapangan, tetapi juga mampu membuat perbedaan.